Selasa, 16 September 2008

BISNIS LELE (draft)

Kemarin hari senin, saya ikut wahyu mendengarkan bpk. wijaya yang diundang mas Fatah mempresentasikan dan memberi penjelasan mengenai bisnis lele.

bpk. wijaya menjelaskan dengan gamblang mengenai keuntungan yang akan diperoleh jika menjadi investor dalam bisnis itu.
diberi gambaran






hari ini aku dapat info dari Mas fatah sebaiknya jangan dulu,karena harga pangan lele sedang mahal,takutnya bukan untung malah nombok.

Senin, 15 September 2008

FRANCHISE SYSTEM (draft)

Kemarin saya membaca majalah franchise indonesai,yang menurut saya merupakan majalah yang wajib dibaca untuk setiap entrepreneur baru- didalamnya terdapat banyak artikel mengenai bisnis franchise dan seluk beluknya. Dalam beberapa halamannya saya membaca iklan mengenai cara untuk gabung dalam franchise. melalui iklan saya memperoleh ilmu mengenai komposisi franchise suatu bisnis itu apa saja. Kebetulan saya membaca 3 buah iklan franchise yaitu
1.Rudi Hadisuwarno salon

2.


3.




saya melihat bahwa dalam bisnis itu potensial income yang diperoleh bagi franchisor adalah dari
1. franchise fee
2. royalti
3. penjualan/distribusi bahan baku

Frachise fee adalah fee yang dibayar oleh franchisee agar dapat menggunakan brand dari franchise itu, biasanya dalam bentuk sekali bayar untuk waktu tertentu misalnya 5 tahun. Semakin bagus brand semakin mahal franchise feenya. Ini kaitannya dengan penggunaan brand dan sistem.misalnya 25jt untuk 5 tahun.

Royalti adalah prosentase bagi hasil, biasanya dalam bentuk revenue share, yaitu prosentase bagi hasil atas omset yang diperoleh selama 1 bulan,misalnya 10% dari omset bulanan. jika omset bulanannya 30jt,maka royalti yang dibayarkan adalah 3 jt. royalti ini dibayar untuk membiayai sistem, recruitment, training, promo, dll yang sifatnya operasional, tujuannya dengan semakin tingginya omset yang dapat dicapai karena sistem maka diharapkan royaltinya juga akan dapat tinggi.

Penjualan bahan baku, penjualan bahan baku juga dapat mendatangkan income tersendiri bagi franchisee,namun tidaklah besar, karena bahan baku diperlukanuntuk mensupport jalannya bisnis.

itu semua belum termasuk modal
sewa ruko, interior toko & equipment, billboard & external toko, ijin, dll

studi kasus jika babyzone difranchisekan
1. Franchise fee Rp. 25jt/5tahun = 5jt/th
2. royalti fee Rp. 60jtx 10% = Rp. 6jt/bulan x 12 bulan = 72jt/tahn
3. bahan baku 5% x 40jt = 2 jt x 12 bulan = 24jt
sehingga total income yang akan diperoleh franchisee adalah = 101jt/tahun/outlet

untuk mecapai income itu, maka yang harus disiapkan oleh sebuah franchise adalah

saat ini yang sudah ada dan belum ada di babyzone, dan apa yang perlu diperbaiki/disiapkan


schedule/time plan & action plan

FOCUS ON ACTION NOT TARGET (draft)

Bulan ini target 1 jt/hari, sedangkan realisasi target saat ini masih belum stabil dan masih fluktuat, yaitu berkisar 300ribu s/d 700ribu/hari
Tantangan bagi saya adalah "bagaimana meningkatkan omset agar tercapai omset sesuai dengan target tsb diatas?"

Fokus pada action/usaha kita untuk meningkatkan prospek ke BZ. Jangan fokus pada pencapaian penjualan atas target. karena nanti akan stress apabila omset hari itu tidak sesuai dengan target. jika fokus pada action, action apa saja dan apalagi yang sudah dan akan kita lakukan untuk meningkatkan omset, peningkatan omset merupakan hasil atas usaha itu

Untuk meningkatkan omset dan profit perlu mengimplementasi teori Action coach sebagai berikut

yang sudah dilakukan
yang belum dilakukan (evaluasi)
yang akan dilakukan

saya perlu benahi dengan menyusun ulang strategy bagaimana meningkatakan omset dan profit margin dengan meningkatkan prospek,
1. tampilan interior toko yang menarik, menyusun ulang, melengkapi kolesi barang, memberi asesories berkaitan dengan tips bayi
2. penerangan yang baik, dengan menambah jumlah lampu
3. info yang jelas, dengan membuat bill board
4. Hadiah langsung bagi pembelian dengan jumlah 50ribu dengan budget 5% dari nilai pembelian (Rp.2500)untuk meningkatkan frekuensi pembelian harian dan gift langsung berupa pembatas buku dengan tips-tips mengenai bayi dan anak, bagi setiap pembeli







setelah itu
training ulang karyawan atas service, knowledge dan selling skill




Input dan oportunity terhadap toko Babyzone
1. Penerangan luar kurang, kalau malam banner toko tidak terlihat
2. Penerangan toko kurang, sehingga dari luar terlihat kalah terang sama toko sebelah
3. Ada Alfamart dan Indomaret yang bling, sebagai oportunity untuk menarik pengunjungnya untuk juga mampir di Babyzone. Jika toko terlihat terang maka orang akan senang untuk mampir.
4. Barang yang dijual apabila ada yang sama tidak boleh lebih mahal dari pada Alfamaret & Indomaret

Untuk mengantisipasi hal itu maka minggu kemarin saya lakukan

1. Menyebar brosure (sekitar 800 lbr) ke cluster-cluster dilingkungan sekitar BABY ZONE
2. Memasang lampu sorot 500W untuk menyorot big banner Baby Zone agar terang di waktu malam.
3. Memasang 4 lampu TL @30W di dalam toko agar Baby Zone terlihat terang

Apa yang dilakukan adalah fokus pada upaya untuk membuat program/kegiatan yang meningkatkan dan mengembangkan omset toko, jangan pada pencapaian terhadap target yang diset, sehingga tidak streess (action coach dari pass fm)

5 CARA MENINGKATKAN PROFIT (draft)

Seminar 5 cara meningkatkan profit by Action Coach, yang sebelumnya juga pernah saya baca di blog seorang entrepreneur pemula, dan dengar di radio smart fm dan pass fm cukup menarik dan menantang untuk diimplementasikan di Baby Zone (BZ).

Salah satu dari 5 cara untuk meningkatkan profit yang Action Coach ajarkan adalah
"Meningkatkan jumlah prospek, memperluas teritory, mendatangkan calon pembeli"

Disanalah peran promo dan marketing dibutuhkan. cara yang sudah saya lakukan adalah
1. Ikut pameran,seperti pameran dilingkungan toko dan rumah bintaro, pameran di perkantoran (sudirman, gatot subroto), dan lingkungan kantor saya sambil menyebar kartu nama dan flyer.
2. Membuat toko aye catching, dengan memasang big banner yang bertuliskan semua jenis barang dan service yang Babyzone sediakan, agar para pengendara yang lewat dapat dengan mudah mengetahui barang dan service yang kami sediakan tanpa harus turun.dan memajang sebagaian fashion di kaca jendela.
3. Membuat sales agent independent, yaitu akan mendapat komisi atau income atas dasar penjualan yang dilakukan. Kebetulan beberapa family saya bersedia untuk menjadi sales agent independent, konsekuensinya adalah margin profit saya lebih kecil karena harus dishare. dan sales independent boleh menaikkan harga diatas harga toko yang saya jual, selisih keuntungannya merupakan hak mereka. barang juga boleh saya pinjamkan untuk mereka melakukan pameran.

Untuk meningkatkan konversi rate prospek menjadi pembeli
hadiah langsung
menyediakan barang-barang yang berkualitas dengan harga terjangkau
melengkapi jenis barang kebutuhan anak dan bayi di segala aspek
menyediakan barang support yang menarik dengan harga yang murah, misalnya jepit rambut mulai dari 1000 - 780ribu ada
staff merayu agar membeli


Untuk meningkatkan frekuensi transaksi
saya pasang alat pembayaran dengan kartu kredit (menjadi merchant bank BNI)
Pada pameran memberikan bonus apabila penjualan perharinya mencapai 1 jt.
staff Meminta untuk kembali lagi

Untuk meningkatkan jumlah minimum transaksi
bonus voucher 10ribu setiap belanja 200 ribu, dan bonus 15 ribu untuk setiap belanja 250 ribu.
bonus 10ribu kepada staff apabila berhasil melakukan penjualan barang yang harga jualnya diatas 150ribu
staff menawarkan barang lainnya

untuk meningkatkan margin profit
Memtraining agar staf menawarkan barang dengan margin profit yang tinggi


Input dan oportunity terhadap toko Babyzone
1. Penerangan luar kurang, kalau malam banner toko tidak terlihat
2. Penerangan toko kurang, sehingga dari luar terlihat kalah terang sama toko sebelah
3. Ada Alfamart dan Indomaret yang bling, sebagai oportunity untuk menarik pengunjungnya untuk juga mampir di Babyzone. Jika toko terlihat terang maka orang akan senang untuk mampir.
4. Barang yang dijual apabila ada yang sama tidak boleh lebih mahal dari pada Alfamaret & Indomaret

Untuk mengantisipasi hal itu maka minggu kemarin saya lakukan

1. Menyebar brosure (sekitar 800 lbr) ke cluster-cluster dilingkungan sekitar BABY ZONE
2. Memasang lampu sorot 500W untuk menyorot big banner Baby Zone agar terang di waktu malam.
3. Memasang 4 lampu TL @30W di dalam toko agar Baby Zone terlihat terang

Apa yang dilakukan adalah fokus pada upaya untuk membuat program/kegiatan yang meningkatkan dan mengembangkan omset toko, jangan pada pencapaian terhadap target yang diset, sehingga tidak streess (action coach dari pass fm)

Rabu, 10 September 2008

BISNIS OPORTUNITY

Saya bermimpi untuk membuka toko 1 lagi diakhir tahun 2008 ini, berdasarkan pengalaman toko BABY ZONE yang sudah berjalan. namun karena keterbatasan dana, sepertinya membutuhkan partner untuk menjadikan mimpi itu kenyataan.

Secara hitungan bisnis BABY ZONE cukup baik omset yang diperoleh perbulannya memang belum sesuai target namun sudah menunjukan pertumbuhan, dan margin profit rata-rata sekitar 30% dari omset.

Jika ada investor yang berminat, saya akan coba tawarkan dengan system bagi hasil atas net profitnya.

Modal yang dibutuhkan diperkirakan 150jt. Target omset toko adalah 60jt/bulan sehingga margin profitnya adalah Rp. 18jt/bulan, setelah dikurangi dengan biaya operasional sekitar 30% = Rp. 5.400.000,- , net margin profitnya yang 70% = 12.600.000,- akan dibagi antara pengelola/management 40% = Rp. 5.040.000,- dan investor 60% = 7.560.000.-

Jika dibandingkan dengan bunga bank yang 12%/tahun atau 1% per bulan, maka investasi ini menghasilkan 7.560.000,-/150.000.000,- = 5%/bulan sehingga BEP dalam 19 bulan.
Investor dapat berupa investor tunggal maupun gabungan, pembagian keuntungan berdasarkan komposisi dari modal yang disediakan.

siapa yang berminat ?

bersambung

KELAS ATAS VS MENENGAH BAWAH

Saat ini mataku sudah terlatih untuk jelalatan melihat dan mengamati kios/toko disepanjang perjalanan, mana kira-kira ruko yang ramai dan yang sepi dan apa penyebabnya, mana ruko yang disewakan dan apakah ruko itu cocok untuk usahaku, apakah ruko itu stategis dan bakal ramai.

Memang diakui ataupun tidak, kadang-kadang kita salah memberikan prediksi. pernah saya ikut di 2 pameran dalam rangka 17an yaitu di Senayan bintaro dan di Graha Bintaro, awalnya kita fokus hanya pameran di senayan bintaro saja, mengingat cluster pemukiman itu ditinggali oleh orang-orang yang menengah atas, sehingga kemungkinan beli produk baby zone yang nota bene merupakan konsumsi kelas yang sama sangat besar. Pameran di graha yang menurut kami adalah kelas menengah bawah, kami ikuti juga karena tanpa sengaja, sewaktu ingin pergi ke rumah kakak istri saya. Begitupun pada saat loading barang, saya masih percaya kalau senayan bintaro akan menghasilkan penjualan yang lebih baik dibanding dengan graha, melihat representative tempat pameran. kenyataannya bertolak belakang, penjualan di senayan bintaro yang diprediksi 800ribuan/ hari hanya menghasilkan 500 ribu selama 2 hari, sedangkan graha bintaro yang awalnya saya anggap hanya untuk ramai-ramai menghasilkan 3,2jt dalam 2 hari. Ternyata kesalahan prediksi itu akibat tidak adanya prediksi atas tingkah laku penghuninya dari masing-masing kelas. pada saat itulah saya baru tahu kenapa kedua pameran itu memberikan hasil yang berbeda
Pameran Senayan Bintaro yang kelas menengah atas pada saat event sangat sepi meskipun ada acara yang cukup bagus, musik, band, lomba gambar anak, karena
1. event diadakan pada long weekend yaitu sabtu, 16 dan minggu, 17, dan minggu ternyata tanggalan merah, sehingga banyak penghuni yang pergi keluar kota bersama keluarganya tanpa menghiraukan adanya event di pemukimannya, maklum mereka cukup uang dan punya budget rekreasi keluarga dengan liburan.sedangkan digraha yang sebagian besar adalah kelas menengah bawah, karena setiap sore jalanan penuh oleh motor-motor oleh penduduk yang sekedar jjs, pameran itu merupakan alat rekreasi dari keluarga, mereka mengajak anak, istri untuk sekedar melihat event yang acaranya ada musik, lomba karaoke, dll.

2. lokasi event yang dikelilingi oleh pagar tinggi berkesan eksklusive, sehingga meskipun sudah dipasang umbul-umbul dan tampak keramaian, orang dari lingkungan sekitar agak sungkan masuk ke lingkungan yang tampak ekslusive itu. sedangkan lokasi pameran graha yang berada diparkiran komplek ruko berada dipinggir jalan besar sehingga mudah untuk didatangi oleh pengunjung dan lingkungan itu sangat terbuka.

3. Pembeli di Senayan memang membeli barang dengan kisaran harga 50 ribu s/d 200 ribu namu karena jumlah pengunjung yang sedikit maka omset yang dihasilkan juga sedikit. Pembeli di graha sebagian besar hanya membeli barang dengan kisaran harga s/d 50 ribu, barang yang paling banyak laku adalah yang harganya sekitar 25 s/d 50 ribu, mungkin sistem budget yang diterapkan oleh pembeli kelas menengah bawah. tapi karena jumlah yang beli banyak maka omset yang dihasilkan juga cukup banyak

untuk mengantisipasi hal tersebut diatas maka, saya akan melihat dikelas manakah saya akan jualan
Kelas menengah bawah
1. karena sistem budget belanja, barang yang dijual sebaiknya minimum 20 ribu maksimum 50 ribu
2. perbanyak barang dengan harga tersebut, barang yang ada diatas harga tersebut hanya utnuk terlihat ramai saja
3. senang untuk menawar, berikan diskon meskipun hanya sediki, sehingga sebaiknya harga jual dinaikan sedikit untuk memberikan ruang diskon atau menawar bagi pembelinya
4. kualitas barang harus tetap dijaga bagus
5. bandingkan dengan stand sejenis dilokasi, apakah harga kita masih bisa berkompetisi, apabila tidak, tambah uniq selling kita melalui service, ramah, hadiah tambahan, dll
6. penjualan secara proaktiv, ajak untuk mampir dan minta untuk belanja kembali

Kelas atas
1. kualitas barang harus bagus, harga tidak menjadi soal
2. harga yang murah malah dianggap barang tidak berkualitas
3. sediakan barang yang branded
4. tambahkan uniq selling pada produk kita seperti paket, hadiah langsung, ramah, servide
5. barang bukan barang pasaran, jarang ada.
6. ajak berdialog, gali kebutuhannya dan dengarkan


bersambung

ENTREPRENEUR KELAS PEMULA

Sore itu saya terlibat pembicaraan dengan visa, rheesma, dan yani.

visa menceritakan tentang betapa inginnya buka usaha sendiri, karena tidak mungkin bekerja seperti sekarang ini sampai tua. cuman yang menjadi masalah adalah betapa bingungnya saat ini untuk memilih bisnis apa yang akan digeluti. setiap melihat jenis bisnis orang lain yang kelihatannya ramai, lancar maka keinginan untuk menggeluti bisnis itu menggebu,namun keinginan untuk menggeluti jenis bisnis tertentu itu selalu berubah sejalan dengan referensi mengenai bisnis lainnya yang juga bagus.
"gimana ya mas.. aku kok selalu tertarik melihat setiap jenis bisnis yang keliatannya bagus, aku jadi bingun bisnis apa yang ingin ku geluti?"

rheesma memberikan advise, bahwa ambil bisnis yang disukai saja. sehingga semangat menggeluti bisnis itu tidak mudah padam karena berawal dari kesukaan kita terhadap bisnis itu, misalnya suka masak maka bisnis makanan, suka jahit maka bisnis fashion, suka otomotif maka bisnis sekitar otomotif misalnya bengkel atau laiinya.

Saya ikut memberikan masukan. menurut saya jangan terlalu lama menganalisa bisnis mana yang baik atau tidak, karena semua bisnis pada dasarnya bisa menguntungkan juga bisa rugi. Yang paling penting adalah mulai take action dengan membuka terjun ke bisnis itu misalnya dengan mulai buka toko/kios/counter, urusan selanjutnya pasti akan berjalan mengikuti. kalau kata bapak Budi Utoyo, pemilik leha-leha spa. Entrepeneur pemula itu seperti kita mengemudikan mobil dimalam hari, untuk ketujuan kita hanya perlu lampu mobil yang akan menyoroti bagian depan mobil. lampu mobil tidak perlu menerangi seluruh alam, tapi cukup daerah tempat kita berjalan. lampu mobil itu ibarat ilmu entrepreneuer, yang perlu dan harus di tambah sejalan dengan kebutuhan kita, lampu diperlukan terus agar kita akhirnya dapat mencapai tujuan kita. Awalnya perlu ilmu memulai, membuka toko, keuangan dasar, setelah itu perlu pembelian barang, laporan keuangan, administrasi, legal, marketing, bisnis planing, partnership, proposal, presentasi, dst mengikuti kebutuhan kita untuk mengembangkan bisnis.


Saya jadi teringat awal mula saya dan istri membuka usaha BABY ZONE.

rencana untuk berusaha memang sudah ada sejak 3 tahun belakangan, setelah mengikuti seminar gratisnya Tung Desem Waringin, mendengar Smart FM, Pass FM, mendengar Mario Teguh, Andrie wongso, Action coach,dan para motivator lainnya, namun saya belum punya tekad yang bulat, bahkan hanya sebagai side bisnis.


Saat mengikuti Entrepreneur University (EU)angkatan ke-67 dari Purdi E Chandra, EU yang dilaksanakan 12 minggu pertemuan selama 3 bulan, berisikan mengenai hasutan, provikasi, doktrinisasi mengenai betapa mulianya seorang pengusaha, bagaimana cara membuka usaha awal, dan bagaimana mengupayakan mendapat modal dari orang lain,lah yang membuat saya berani mengambil tindakan. seperti kita mendorong mobil yang sedang diam, awalnya pasti dibutuhkan tenaga dan kemauan yang lebih besar dan terasa lebih berat agar ban mobil itu berputar, namun setelah putaran pertama ban itu, putaran berikutnya akan lebih enteng dan mudah.

Sore itu bersama istri jalan-jalan, ada sebuah ruko yang sedang dalam proses pembangunan, saya prediksi bahwa akan bagus karena disisi jalan utama dari bintaro jaya ke graha bintaro sehingga mau tidak mau setiap orang yang pulang ke graha jika dari bintaro akan melewati ruko tersebut. Saya telp setiap pemilik ruko tsb, nomor tertera pada selembar kertas yang tertempel di jendela, saya tanya harganya Rp. 20jt dan harus 2 tahun. setelah saya tawar dan paling mentok Rp. 19 jt/tahun, tanpa menghiraukan uang cash yang saya miliki sebesar Rp. 20 jt, saya DP ruko itu Rp. 500ribu sisanya akan dibayar minggu depan. setelah saya nego pembayaran tahun pertama dimuka, dan tahun ke dua pada bulan ke empat.

Memang sebelumnya saya sudah memutuskan bisnis apa yang akan digeluti dengan step sbb
1. Saya pilih saja jenis bisnis apa yang ingin digeluti, misalnya dagang, produksi barang, konsultan, service, dll, saya berkeyakinan bahwa dagang adalah bisnis yang cocok bagi saya karena
a. mengambil dari margin
b. dagang barang yang dibutuhkan oleh orang banyak, pembeli dijamin selalu ada
c. barang yang dijual harus awet sehingga jika tidak laku hari ini, bisa tetap dijual dihari berikutnya dan tidak basi

2. tentukan dagang apa, misalnya makanan, baju, minuman, kelontong, dll
3. misalnya dagang baju, kita tentukan jenis baju apa, baju muslim, baju anak, baju bayi, baju olah raga, dll, penentuan pelengkapan dan baju bayi, karena istri kebetulan sedang hamil, ada toko mae babe yang menjadi benchmark kami, toko bai seperti itu masih jarang, bahkan belum ada disekitar rumah kami.

4. ditentukanlah perlatan bayi, kelas apa bawah, menengah, atas
5. saya tentukan kelas konsumen yang akan membeli berdasarkan lokasi toko, misalnya di bintaro cocoknya kelas menengah sedikit kebawah

6. tentukan apa saya yang ingin dijual,baju assesories, susu, buku, perlengkapan ibu hamil & melahirkan, mainan, dlsbr, jenis barang yang dijual adalah jenis barang yang awet dan jarang berubah mode, misalnya baju bayi. sehingga kapanpun dijual masih pantas

7. mencari informasi dan sumber barang yang murah, misalnya mangga dua, jatinegara, asemka, tanah abang, cipulir, bandung, dari majalah, teman, ref orang lain, koran, dlsb
biasanya setelah toko dibuka sales dari supplier barang dagangan pasti akan datang dan memperkenalkan diri dengan sendirinya. beli barang dagangan yang paling utama dulu, untuk menunjukan bahwa toko eksis, nanti asesories dan barang lainnya akan dilengkapi sejalan dengan operasional toko.

8. tentukan tanggal lounching toko, siapkan opersional mengikuti deadline tersebut spt rekruitment, persiapan interior, ekterior, perijinan, system sederhana penjualan, pengaturan barang, pemesanan barang dasar, schedule barang datangm, kemanan toko, dll. deadline diperlukan agar bisnis benar-benar kita buka.

bersambung

Kamis, 04 September 2008

HEMAT PANGKAL MALAS

Pada waktu kecil, Ibu guru disekolah sering mengajarkan peribahasa yang berbunyi "Hemat Pangkal Kaya". Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, apakah peribahasa itu dan peribahasa-peribahasa lainnya masih relevan untuk diimplementasikan saat ini ?

beberapa contoh lainnya misalnya :
bersakit-sakit dahulu bersenang senang kemudian, apakah tidak lebih baik menjadi bersenang-senang dahulu akan lebih senang kemudian.

atau diam adalah emas, apakah tidak lebih baik menjadi berbicara adalah emas,dll

Belakangan teman-teman heboh membicarakan salah satu isi blog ini (ge er nich) yang didalamnya menguraikan expense, income dan hutang dari narasumber yang ditulis. Cristin mengajukan usul kalau dia pengeluaran untuk pembantu atau baby sitter akan dicoret alias pembantu akan diberhentikan, hal ini senada dengan usulan Rheesma.

Ada komentar " kok temen lu nggak keliatan strees ya dengan segitu banyak cicilan yang harus dibayar?", ada juga yang komen kalau penjabaran itu merupakan penjabaran sang penulis atau bisa dibilang adalah kondisi saya, hal yang terakhir tidak perlu diberi komentar.

Dari sudut pandang Saya, semua jabaran itu memanglah merupakan kondisi real. Sebegitu banyaknya pengeluaran dan sebegitu terbatasnya pemasukan memang bukanlah kondisi yang bisa dibilang baik. tapi terlepas dari kondisi yang sudah ada, mungkin teman saya tersebut memang tidak bisa menghindar untuk menggunakan kartu kreditnya, sehingga bisa saja cicilan atas kartu kredit merupakan hasil dari pengeluaran bisnis, atau pengobatan, atau investasi property, atau untuk membantu orang lain, dlsb. Yang menjadi concern Saya adalah seberapa produktif dan seberapa besar hasil yang diperoleh dari penggunaan kartu kreditnya.

Seperti yang pernah saya uraikan pada artikel sebelumnya bahwa dengan menggunakan dana kartu kredit dengan bunga 3,25%/bulan untuk bisnis dengan margin profit 15%/bulan, maka penggunaan dana tersebut sangatlah fisibel, karena masih ada selisih bersih yaitu sekitar 11,75% yang dapat dinikmati. Permasalahannya adalah apakah sang pengguna disiplin dalam membayar cicilan dan apakah hasil bisnis tersebut dapat digunakan sepenuhnya untuk bisnis kembali bukan untuk keperluan konsumsi pribadi, misalnya untuk membeli baju, sepatu, elektronik, dan baranglainnya.

Saya pernah membaca buku dengan judul (lupa) karangan (lupa) yang menjabarkan bahwa yang dimaksud dengan hemat adalah jika ada suatu hal yang dilakukan dan mengakibatkan hal yang lebih baik.

misalnya untuk mengurangi pengeluaran Rp. 300 ribu maka pembantu diberhentikan, akibatnya jobdes membenahi rumah, menyapu, mengepel, nyikat kamar mandi, lap-lap, ganti seprei, dlsb yang berkaitan dengan jobdes pembantu harus dikerjakan oleh suami dan atau istrinya. jika dihitung waktu untuk mengerjakan pekerjaan itu misalnya adalah 2 jam/hari, maka jika dihitung dalam 1 bulan = 2 jam x 30 hari = 60 jam. Hal ini tidaklah menjadi soal apabila istri/suami yang mengerjakan pekerjaan rumah tersebut memang seorang ibu rumah tangga, dan akan menjadi persoalan jika kedua-duanya adalah pekerja yang pergi pagi dan pulang malam dalam kondisi capek, paling-paling pekerjaan itu akan dirapel di hari libur, sabtu atau minggu dengan konsekwensi rumah terlihat berantakan dan kotor dihari biasa.

Saya pribadi lebih memilih menggunakan waktu 60 jam untuk bekerja lembur, atau jika tidak ada lembur dikantor mencari other income baik melalui side job,jika side job dilarang melalui other bisnis. jika kita hitung misalnya gaji sang istri/suami Rp. 4 jt/bulan, maka waktu yang digunakan untuk menggantikan jobdes pembantu yang yang setara dengan 160jam kerja/bulan adalah setara dengan Rp. 5 jt/160 x60 = Rp. 1.500.000,- , maka melihat perbandingan itu menurut saya bukannya kita lebih hemat Rp. 300.000,- /bulan tapi malah kita rugi karena kehilangan other income opportunity sebesar Rp. 1.500.000,-/bulan. apakah kita mau waktu kita yang sangat berharga dan mahal hanya menghasilkan Rp.300.000,-/bulannya. Saya lebih memilih menggunakan waktu itu untuk mendevelop bisnis saya, agar menghasilkan revenue lebih besar dari itu.

Banyak kasus yang sama seperti ini misalnya mengantre bensin selama 2 jam karena harga bensin besok naik 20% (setara Rp. 1500/lt x 40ltr = Rp.60.000,-) atau mengantre dept store 3 jam untuk mendapatkan barang dengan harga diskon 20%, atau pergi beli susu ke toko khusus susu di depok untuk belanja susu anak dibanding dengan beli susu di toko dekat rumah kita hanya untuk mendapatkan susu dengan harga yang lebih murah Rp. 5000/dusnya.(he..he8x)kecuali jika ada jasa deliverinya.

Jadi peribahasa yang mengatakan hemat pangkal kaya menurut saya perlu dirubah menjadi hemat pangkal malas, karena dengan alasan untuk berhemat maka kita menjadi malas untuk mencari oportunity-oportunity lainnya yang membawa dampak lebih baik kepada kita dan lingkungan kita.

Dengan mempekerjakan asisten untuk membantu kita melakukan pekerjaan yang seharusnya dapat didelegasikan kepada orang lain menyebabkan beberapa hal :
1. terbuka opportunity untuk mencari income yang lebih besar dan banyak
2. membuka wawasan akan hal lain, dengan mencoba membangun bisnis lain dan sumber income lain
3. memberi lapangan pekerjaan pada orang lain
4. setiap 1 orang yang bekerja, maka ada 5 orang anggota keluarganya yang ikut dihidupi
5. melatih leadership kita dengan mendelegasikan hal-hal kecil ke orang lain
6. menaikkan kelas kita untuk menghadapi dan menghandle hal-hal yang lebih kompleks lagi.
7. insya allah dilancarkan rejekinya, karena karyawan kita akan selalu mendoakan rejeki kita lancar, bisnis kita maju, yang otomatis akan berdampak pada mereka juga.




bersambung

PERPENDEK ATAU PERKECIL


Miko yang nama aslinya agoes djatmiko, salah seorang kawan baik saya, pada suatu ketika dalam ngobrol break disela-sela tugas kantor, mengajukan suatu pertanyaan kepada kita semua, " kalau saya punya dana lebih, sebaiknya KPR yang sedang kuambil itu kuperpendek jangka waktu cicilannya atau kukurangi jumlah cicilan bulanannya ya?"

pertanyaan itu membuat obrolan kami yang kala itu sedang hangat dan seru-serunya mendadak terhenti. Kami semua harus mengalihkan bahan obrolan ringan kami seputar gosip kantor dan men stuff kepada topik yang berat itu. kenapa berat ? karena apapun jawaban yang akan dikeluarkan oleh si pengusul tentunya akan diikuti dengan pertanyaan kenapa, alasannya apa, apa ada data pendukungnya, dlsb.

Mas Saiful dan mas Fatah yang merupakan tokoh-tokoh kami, mencoba untuk memberikan jawaban, demikian juga dengan lainnya seperti Wahyu dan Agung, yang saat itu kebetulan sedang nimbrung diskusi.

Namun apapun jawaban teman-temanku itu, yang mengganggu pikiranku adalah kok bisa-bisanya hari gini, dimana kondisi sedang sulit-sulitnya, insentif flat terus, gaji naik dibawah inflasi, usaha susah, banyak pengangguran, resesi sedang melanda dunia,....Miko punya dana lebih.... wah.....apa rahasianya ya? apa doi lagi dapet warisan, atawa lotere? atau mungkin melihara tuyul? atau aku kelewat berita adanya pembobolan bank?....

Agar pikiranku tidak berkembang lebih jauh lagi akan kuajukanlah beberapa pertanyaan kepadanya : Berapa jumlah dana lebihnya? dari mana asalnya? halal atau tidak? kok bisa dapat dana lebih? usaha apa sih yang lagi dikerjain? dlsb....dan pertanyaan yang paling tidak ketinggalan adalah : kok saya tidak dibagi?...(he..8x)

Lamunanku sirna ketika para tokoh memberi penjelasan mengenai KPR yaitu
1. bahwa lamanya cicilan kita sudah dihitung oleh bank sebagai sumber pemasukan dari bank itu, sehingga apapun bentuk ganguan terhadap prediksi pemasukannya, bank pasti akan menghindari itu dan bank pasti akan selalu cari untung, minimal pasti ada pinalti yang akan dikenakan, dlsb

2. cicilan yang kita bayarkan setiap bulannya ternyata komposisi cicilannya pada masa awal lebih banyak %nya cicilan atas bunga dibanding dengan pokoknya, bisa saja 2 tahun pertama cicilan bunganya justru 80% dan cicilan pokoknya cuma 20%, sehingga jika kita ingin membayar dana lebih maka masuknya nanti justru di cicilan atas bunganya.

Saya berfikir lain
1. bunga kpr saat ini sekitar 12% per tahun, artinya setara dengan 1% per bulan. Jika dibandingkan dengan bunga KTA yang 1,7% flat per bulan, bunga kartu kredit yang 2,75% perbulan, bunga penggadaian yang 1,3% per 15 hari + administrasi + dll, ternyata bunga kpr adalah yang paling kecil.

2. Menurut Purdi E chandra - pemilik Primagama - yang merupakan pendiri Entrepreneur University, jika kita meminjam dana bank, pinjamlah dengan jangka waktu yang sepanjang mungkin, apalagi jika pinjaman itu untuk property, karena sejalan dengan bertambahnya waktu, inflasi, dan kenaikan harga. selisih harga property akan dapat menutup sisa pinjaman itu dengan sendirinya.

3. Dari pada dana digunakan untuk menambah DP atau memperbesar cicilan sehingga jangka waktunya berkurang, dan disisi lain miko pernah bercerita bahwa dia menggunakan credit card untuk belanja barang dagangan, maka lebih baik dana lebih itu digunakan untuk menambah modal usaha.

4. misalnya dana lebihnya adalah Rp. 20 jt, maka jika dipakai usaha dengan margin 15% dan perputaran barangnya 1 bulan maka jika keuntungan ditambahkan dalam modal dan diputar lagi, dalam waktu hanya 1 tahun maka modal akan berubah menjadi Rp. 107.005.002,- atau setara dengan 535%, bayangkan jika diputar selama 15 tahun, menjadi berapakah dana tersebut?

5. jika tetap masih ingin memperpendek atau memperkecil saya usulkan dana tetap dipakai usaha nanti hasil usaha/profitnya dimasukan dalam suatu rekening khusus yang digunakan untuk membayar cicilan kpr itu.

sebagai gambaran perhitungannya saya lampirkan sbb:
BUNGA BERBUNGA : MODAL RP. 20 JT
BULAN MODAL % PROFIT JUMLAH
1 20,000,000 15% 3,000,000 23,000,000
2 23,000,000 15% 3,450,000 26,450,000
3 26,450,000 15% 3,967,500 30,417,500
4 30,417,500 15% 4,562,625 34,980,125
5 34,980,125 15% 5,247,019 40,227,144
6 40,227,144 15% 6,034,072 46,261,215
7 46,261,215 15% 6,939,182 53,200,398
8 53,200,398 15% 7,980,060 61,180,457
9 61,180,457 15% 9,177,069 70,357,526
10 70,357,526 15% 10,553,629 80,911,155
11 80,911,155 15% 12,136,673 93,047,828
12 93,047,828 15% 13,957,174 107,005,002
PROSENTASE 535

6. kalau miko masih bersikeras ingin memperkecil atau memperpendek, saya usulkan untuk pergi ke dukun lain saja, jangan ke Mak Erot, karena Mak Erot hanya bisa memperbesar atau memperpanjang.....he8x


bersambung

Rabu, 03 September 2008

PEMBOROSAN TANPA SADAR

Tanpa kita sadari ternyata ada beberapa hal yang dapat menyebabkan pengeluaran/pemborosanyang sebetulnya tidak perlu

1. terlambat bayar kartu kredit, denda keterlambatannya adalah Rp. 35.000,- toh pada akhirnya kita harus membayar juga tagihannya, jika tidak mau didatangi ambon-ambon debt collector
2. pemakaian overlimit, biaya overlimitnya adalah Rp. 50.000,-
3. fee/bunga penarikan tunai melalui kartu kredit 4% dan biaya adminstrasinya minimal 5% dari jumlah yang ditarik.
4. menyiram bunga dipagi hari dan disore hari
5. mencuci mobil/motor sendiri, air dan waktu mencuci yang minimal 1 jam
6. terlambat membayar pam, dendanya Rp. 10.000,-
7. terlambat membayar listrik, dendanya Rp. 20.000,-
8. terlambat membayar telepon, dendanya Rp. 20.000,-
9. menonton tv sambil tiduran
10.menyalakan lampu taman dan teras sebelum pukul 18.00 WIB
11. lupa mematikan lampu setelah pukul. 06.30 WIB
12. pipis di kamar mandi bukan di urinoir
13. mandi pake bath up bukan shower
14. menyetrika sendiri-sendiri tidak sekaligus banyak
15. tidak menggunakan reservoir air, tapi langsung dari pompa air
16. Memakai lampu pijar dibanding lampu TL
17. Menonton TV sepanjang hari
19. membuat orange blend/juice dibanding air jeruk
20. memakai termos dari air rebus dibanding dispenser air panas
21. menyala matikan ac pada ruangan yang digunakan sepanjang hari
22. sering-sering membuka kulkas
23. mencuci baju sendiri sendiri tidak sekaligus



bersambung

Selasa, 02 September 2008

KARTU KREDIT SEBAGAI PARTNER BISNIS

Banyak orang terjerat oleh hutang kartu kredit, termasuk saya. Dengan bunga yang 2,75% per bulan setara dengan 33% setahunnya, jika dibanding dengan bunga deposito yang hanya 6% atau bahkan bunga KPR yang 12% bunga kartu kredit sangatlah mencekik

Namun apakah demikian?, berdasarkan pengalaman penulis agar kartu kredit menguntungkan kita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

1. tanggal cetak, tanggal cetak adalah tanggal dimana bank mencetak semua daftar belanja kita dari 1 bulan sebelumnya, misalnya tanggal 14, maka pembelanjaan dari tanggal 14 bulan lalu sampai dengan tanggal 13 bulan ini dicetak tanggal 14 bulan ini.

2. tanggal jatuh tempo, misalnya tanggal 2 (biasanya tanggal jatuh tempo ini sekitar 15 hari dari tanggal cetak) adalah tanggal dimana maksimum pembayaran tagihan dilakukan. biasaanya masih ada tenggang waktu s/d 2 hari untuk proses kliring antar bank

misalnya bulan januari
Belanja dilakukan sebaiknya dilakukan setelah tanggal cetak sampai dengan maksimal 10 hari setelahnya misalnya tanggal 14 januari s/d tg 24januari, semua belanja yang dilakukan setelah tanggal cetak baru akan dicetak dan ditagihkan pada tanggal 14 Februari dan baru harus dibayar tanggal 2 maret, sehingga selisih waktu antara tanggal 14 januari ke tanggal 2 maret adalah 45 hari merupakan masa bebas bunga, apabila pembayaran yang dilakukan pada tanggal 2 maret dilakukan penuh sesuai dengan jumlah tagihan.


jika kartu digunakan untuk berbisnis misalnya membeli barang-barang dagangan/modal maka sebaiknya dilakukan pada tanggal 14 januari, misalnya membeli barang dagangan senilai Rp. 20jt pada tanggal 14 januari, maka pada tanggal 2 maret tagihan yang harus dibayar adalah Rp. 20 jt + bunga 2,75% Rp. 550.000,- = Rp. 20.550.000,-

selisih waktu 14 januari ke 2 maret (45hari) jika dibelikan barang dagangan dengan modal 20 juta dan perputarannya setiap 15 hari dengan margin profit 15% maka uang yang diperolah adalah ; perputaran 1 Rp. 20 jt + margin 15% Rp. 3.000.000 = Rp. 23 jt; perputaran 2 Rp. 23 jt + margin 15% Rp. 3.450.000,- = 26.450.000,-; perputaran 3 Rp. 26.450.000,- + margin 15% Rp.3.967.500,- = Rp. 30.417.500,-

Sehingga uang yang diperoleh dari 3 kali perputaran Rp. 30.417.500,- dikurangi tagihan yang harus dibayar Rp.20.550.000,- = Profit yang diperoleh Rp. 9.867.500,-

melihat dari perhitungan tersebut diatas maka sangat menguntungkan menggunakan kartu kredit sebagai sumber modal usaha dengan ketentuan
1. belanja setelah tanggal cetak
2. lakukan pembayaran full sesuai tagihan pada saat sebelum jatuh tempo
3. belilah barang dagangan yang fast moving.

bersambung

BUNGA KTA 1,7% VS BUNGA CREDIT CARD 2,75% MANA YANG LEBIH BESAR?


Seringkali pada waktu kita jalan-jalan di mall, kita dihampiri oleh sales bank yang menawakan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan bunga 1,5% flat selama 1 atau 2 tahun.

Mendengar angka bunga yang hanya 1,5% per bulan, bagi kita yang mempunyai Credit Card (CC) tentu penawaran tersebut menggoda dan menarik, apalagi bunga kartu kredit yang kita miliki berkisar antara 2,75% s/d 3,5%. Tentulah angka 1,5% itu terlihat sangat kecil dibanding bunga kartu kredit kita.

Tapi apakah memang bunga KTA lebih kecil dibanding dengan bunga CC, coba kita hitung bersama-sama

Jumlah pinjaman Rp. 10.000.000,-
Lama pinjaman 1 tahun
bunga KTA 1,7% flat/bulan
bunga CC 2,75%/bulan
jumlah cicilan sengaja dibuat sama, (kenyataannya bahwa cicilan CC perbulannya minimum harus 10% dari jumlah tagihan, tapi karena saya ingin menggambarkan perbandingan bunga dan total cicilan maka jumlah cicilan perbulan saya buat sama)

CREDIT CARD
BULAN SISA PINJAMAN BUNGA(2,75%) JUMLAH CICILAN SISA
1 10,000,000 275,000 10,275,000 1,003,333 9,271,667
2 9,271,667 254,971 9,526,638 1,003,333 8,523,305
3 8,523,305 234,391 8,757,696 1,003,333 7,754,363
4 7,754,363 213,245 7,967,608 1,003,333 6,964,275
5 6,964,275 191,518 7,155,792 1,003,333 6,152,459
6 6,152,459 169,193 6,321,652 1,003,333 5,318,319
7 5,318,319 146,254 5,464,573 1,003,333 4,461,240
8 4,461,240 122,684 4,583,924 1,003,333 3,580,591
9 3,580,591 98,466 3,679,057 1,003,333 2,675,724
10 2,675,724 73,582 2,749,306 1,003,333 1,745,973
11 1,745,973 48,014 1,793,988 1,003,333 790,655
12 790,655 21,743 812,398 812,398 (0)
Total 1,849,061 11,849,061

KREDIT TANPA AGUNAN
BULAN SISA PINJAMAN BUNGA(1.7%) JUMLAH CICILAN SISA
1 10,000,000 170,000 833,333 1,003,333
2 170,000 833,333 1,003,333
3 170,000 833,333 1,003,333
4 170,000 833,333 1,003,333
5 170,000 833,333 1,003,333
6 170,000 833,333 1,003,333
7 170,000 833,333 1,003,333
8 170,000 833,333 1,003,333
9 170,000 833,333 1,003,333
10 170,000 833,333 1,003,333
11 170,000 833,333 1,003,333
12 170,000 833,333 1,003,333
total 2,040,000 12,039,996


Kesimpulan :
1. melihat perhitungan tersebut diatas maka bisa disimpulkan bahwa meskipun bunga KTA yang 1,7% perbulan flat lebih kecil dibanding bunga CC yang 2,75%, ternyata bunga yang dihasilkan dari sistem cicilan bunga flat lebih besar hampir Rp. 200 ribu dibandingkan dengan bunga CC.

2. sehingga perbandingan real bunga adalah
KTA = 2,040,000/10,000,000 = 20%, sedangkan CC = 18.5%

3. dengan KTA semakin lama jangka waktu pelunasan maka akan ditawarkan bunga yang semakin kecil, semakin cepat jangka waktu pelunasan maka akan makin besar bunga yang ditawarkan, sehingga sebetulnya semakin lama jangka waktu kita meminjam maka bunga yang dibayarkan akan semakin besar.

bersambung