Rabu, 10 September 2008

ENTREPRENEUR KELAS PEMULA

Sore itu saya terlibat pembicaraan dengan visa, rheesma, dan yani.

visa menceritakan tentang betapa inginnya buka usaha sendiri, karena tidak mungkin bekerja seperti sekarang ini sampai tua. cuman yang menjadi masalah adalah betapa bingungnya saat ini untuk memilih bisnis apa yang akan digeluti. setiap melihat jenis bisnis orang lain yang kelihatannya ramai, lancar maka keinginan untuk menggeluti bisnis itu menggebu,namun keinginan untuk menggeluti jenis bisnis tertentu itu selalu berubah sejalan dengan referensi mengenai bisnis lainnya yang juga bagus.
"gimana ya mas.. aku kok selalu tertarik melihat setiap jenis bisnis yang keliatannya bagus, aku jadi bingun bisnis apa yang ingin ku geluti?"

rheesma memberikan advise, bahwa ambil bisnis yang disukai saja. sehingga semangat menggeluti bisnis itu tidak mudah padam karena berawal dari kesukaan kita terhadap bisnis itu, misalnya suka masak maka bisnis makanan, suka jahit maka bisnis fashion, suka otomotif maka bisnis sekitar otomotif misalnya bengkel atau laiinya.

Saya ikut memberikan masukan. menurut saya jangan terlalu lama menganalisa bisnis mana yang baik atau tidak, karena semua bisnis pada dasarnya bisa menguntungkan juga bisa rugi. Yang paling penting adalah mulai take action dengan membuka terjun ke bisnis itu misalnya dengan mulai buka toko/kios/counter, urusan selanjutnya pasti akan berjalan mengikuti. kalau kata bapak Budi Utoyo, pemilik leha-leha spa. Entrepeneur pemula itu seperti kita mengemudikan mobil dimalam hari, untuk ketujuan kita hanya perlu lampu mobil yang akan menyoroti bagian depan mobil. lampu mobil tidak perlu menerangi seluruh alam, tapi cukup daerah tempat kita berjalan. lampu mobil itu ibarat ilmu entrepreneuer, yang perlu dan harus di tambah sejalan dengan kebutuhan kita, lampu diperlukan terus agar kita akhirnya dapat mencapai tujuan kita. Awalnya perlu ilmu memulai, membuka toko, keuangan dasar, setelah itu perlu pembelian barang, laporan keuangan, administrasi, legal, marketing, bisnis planing, partnership, proposal, presentasi, dst mengikuti kebutuhan kita untuk mengembangkan bisnis.


Saya jadi teringat awal mula saya dan istri membuka usaha BABY ZONE.

rencana untuk berusaha memang sudah ada sejak 3 tahun belakangan, setelah mengikuti seminar gratisnya Tung Desem Waringin, mendengar Smart FM, Pass FM, mendengar Mario Teguh, Andrie wongso, Action coach,dan para motivator lainnya, namun saya belum punya tekad yang bulat, bahkan hanya sebagai side bisnis.


Saat mengikuti Entrepreneur University (EU)angkatan ke-67 dari Purdi E Chandra, EU yang dilaksanakan 12 minggu pertemuan selama 3 bulan, berisikan mengenai hasutan, provikasi, doktrinisasi mengenai betapa mulianya seorang pengusaha, bagaimana cara membuka usaha awal, dan bagaimana mengupayakan mendapat modal dari orang lain,lah yang membuat saya berani mengambil tindakan. seperti kita mendorong mobil yang sedang diam, awalnya pasti dibutuhkan tenaga dan kemauan yang lebih besar dan terasa lebih berat agar ban mobil itu berputar, namun setelah putaran pertama ban itu, putaran berikutnya akan lebih enteng dan mudah.

Sore itu bersama istri jalan-jalan, ada sebuah ruko yang sedang dalam proses pembangunan, saya prediksi bahwa akan bagus karena disisi jalan utama dari bintaro jaya ke graha bintaro sehingga mau tidak mau setiap orang yang pulang ke graha jika dari bintaro akan melewati ruko tersebut. Saya telp setiap pemilik ruko tsb, nomor tertera pada selembar kertas yang tertempel di jendela, saya tanya harganya Rp. 20jt dan harus 2 tahun. setelah saya tawar dan paling mentok Rp. 19 jt/tahun, tanpa menghiraukan uang cash yang saya miliki sebesar Rp. 20 jt, saya DP ruko itu Rp. 500ribu sisanya akan dibayar minggu depan. setelah saya nego pembayaran tahun pertama dimuka, dan tahun ke dua pada bulan ke empat.

Memang sebelumnya saya sudah memutuskan bisnis apa yang akan digeluti dengan step sbb
1. Saya pilih saja jenis bisnis apa yang ingin digeluti, misalnya dagang, produksi barang, konsultan, service, dll, saya berkeyakinan bahwa dagang adalah bisnis yang cocok bagi saya karena
a. mengambil dari margin
b. dagang barang yang dibutuhkan oleh orang banyak, pembeli dijamin selalu ada
c. barang yang dijual harus awet sehingga jika tidak laku hari ini, bisa tetap dijual dihari berikutnya dan tidak basi

2. tentukan dagang apa, misalnya makanan, baju, minuman, kelontong, dll
3. misalnya dagang baju, kita tentukan jenis baju apa, baju muslim, baju anak, baju bayi, baju olah raga, dll, penentuan pelengkapan dan baju bayi, karena istri kebetulan sedang hamil, ada toko mae babe yang menjadi benchmark kami, toko bai seperti itu masih jarang, bahkan belum ada disekitar rumah kami.

4. ditentukanlah perlatan bayi, kelas apa bawah, menengah, atas
5. saya tentukan kelas konsumen yang akan membeli berdasarkan lokasi toko, misalnya di bintaro cocoknya kelas menengah sedikit kebawah

6. tentukan apa saya yang ingin dijual,baju assesories, susu, buku, perlengkapan ibu hamil & melahirkan, mainan, dlsbr, jenis barang yang dijual adalah jenis barang yang awet dan jarang berubah mode, misalnya baju bayi. sehingga kapanpun dijual masih pantas

7. mencari informasi dan sumber barang yang murah, misalnya mangga dua, jatinegara, asemka, tanah abang, cipulir, bandung, dari majalah, teman, ref orang lain, koran, dlsb
biasanya setelah toko dibuka sales dari supplier barang dagangan pasti akan datang dan memperkenalkan diri dengan sendirinya. beli barang dagangan yang paling utama dulu, untuk menunjukan bahwa toko eksis, nanti asesories dan barang lainnya akan dilengkapi sejalan dengan operasional toko.

8. tentukan tanggal lounching toko, siapkan opersional mengikuti deadline tersebut spt rekruitment, persiapan interior, ekterior, perijinan, system sederhana penjualan, pengaturan barang, pemesanan barang dasar, schedule barang datangm, kemanan toko, dll. deadline diperlukan agar bisnis benar-benar kita buka.

bersambung